Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Minggu, 16 Januari 2011

Kolam Renang Raja Jogja"

Tak habis habisnya membicarakan kota yang satu ini. Dengan kekayaan budaya, keramah tamahan dan sejarah yang ada di Jogjakarta, kita seakan akan tak pernah habis bahan untuk mengexplore dan mempelajari salah satu propinsi yang memilki "Keistimewaan Daerah"di Indonesia ini.

Pada saat yang melakukan kunjungan ke Jogjakarta, mata dan mulut saya tak habis habisnya melihat lihat dan berdecak kagum dengan suasan kotanya. Saya telusuri lorong lorong tempat di Jogjakarta untuk bisa mendapatkan cerita dari masyarakatnya yang ramah tamah.

Saa bicara dengan tukang Becak (salah satu kendaraan tradisional Indonesia) bernama Pak Jokoyang sudah menggeluti profesi sebagai penarik becak selama 20 tahun. Selain menawarkan jasa penarik becak, ternyata beliau juga merangkap sebagai "guide' kepada turis lokal seperti saya dan turis asing. Berbekal bahas inggris yang baik, dia mencoba menerangkan dan mengajak para turis asing yang ingin berjalan jalan dan melihat lihat tempat situs budaya di Jogjakarta. Saya kagum dengan pak Joko. 

Dijalan Malioboro ada sederet Kusir Andong yang juga menawarkan jasa untukkeliling keliling jaan Malioboro. Kebanyakan mereka memakai baju khas Jogja. Dengn keramah tamahan mereka menawarkan jasa. Di jalan Malioboro juga kita banyak melihat penjual makanan kha yaitu "Gudeg". Berderet toko disana yang menjual baju "Batik", tak kalah banyaknya juga yangberdagang batik dipinggiran jalan yang menanmbah marak suasana jalan di Maliboro. Di pasar Bringharjo anda akan menjumpai penjaja makanan seperti Getuk dan Pecel khas Jogja dengan harga yang murah.

Malam harinya saya mencoba melanjuti penjelaahan. Di jalan Malioboro ada 1 yang membuat saya penasaran dan ingin mencoba yaitu Nasi Kucing yang biasa disebut ":Angkringan". yang membuat saya tertarik bukan hanya Nasi Kucingnya (di jakarta juga sudah banyak) adalah minum kopinya. Kopi yang biasa disebut "Kopi Jos" sungguh berbeda dengan kopi seperti layak umumnya. Memang bahan dasarnya tetap kopi, tapi dalam pembuatannya kopi ini di tambah dengan "Bara" yang membuat buihan air pada saay ditarus kedalam gelas. Mula mulanya saya ragu, tapi setelah meminumnya, ada sensasi yang berbeda. Saya amat begitu terkesima dengan cara pembuatannya.

1 hal yang membuat saya semakin tertarik oleh Kota jogjakarta ini adalah "Taman Sari". Taman ini merupakan tempat kediaman Raja Jogja pada jaman dahulu kala. Yang membuat saya kagum adalah di taman ini memilki "Kolam Renang" khusu untuk pemandian Raja dan para Selirnya. Di Kolam ini, para selir akan mandi secara bersamaan dengan selir yang lain setelah terlebih dahulu Sang raja yang mandi. Dari atas balkon, Sang Raja akan melemparkan Bunga ke arah kolam renang. Jika Bunga tersebut jatuh di dekat salah satu selirnya, maka itu artinya sang selir berhak menemani Raja pada hari itu. Dengan airnya yang masih jernih sampai sekarang ini, saya sangat terkagum kagum. Dalam hati saya berkata "gila...!!! jaman baheula aja sudah tahu yang namanya "Kolam Renang", kalo jama sekarang sih udahbiasa orang kaya punya kolam renang....airny bersih pula...". Dengan dikelilingi bangunan yang megah, kolam renag ini tepat berada di tengah temapat kediaman raja pada kala itu.


Kolam Renag Raja Jogja jaman dulu
foto by Bung Yus

Disini juga terdapat beberapa "Goa' dan "Bunker" yang ada di sekeliling Taman Sari. goa dan Bunker ini dipergunakan pada saat jaman peperangan untuk menghindari dari serangan musuh. Disalah satu Bunker saya masuk dan melihat kondisi didalamnya. Menurut info yang saya dengar, yang membuat Buner ini adalah orang Prancis. Saya kembali berkata dalam hati 'Gila...!jauh bener tuh orang Perancis main kesini...naik apaan dia?ternyata sudah ada orang asing yangdatang kesini, sedangkan saya yang warga Indonesia baru kali ini datang...." sambil tertawa dalam hati. Dan dulunya, Bunker ini tertutup oleh air/sungai buatan agar musuh menyangka ini bukan tempat persembunyian. Padahal di atas Bunker ini ada lobang besar di atasnya. Bagaimana itu air itu tidak tumpah kedalam Bunker?guide saya hanya menjawab '"itu hanya kebesaran dari Tuhan".


Bunker/goa taman Sari
foto by Bung Yus

Disini anda juga dapat membeli batik dari masyarakat dan toko disekeliling Taman Sari. Untuk lukisan batik, harga disesuaikan dengan ukuran kain lukisan dan tinkat kesulitan dalam pembuatan. Harga dikisaran Rp 50.000 untuk ukuran lukisan yang kecil hingga 1 jutaan untuk ukuran lukisan yang besar. Saya membeli bebrapa lukisan batik yang kecil dan 2 ukuran besar. Banyak sekali seniman seniman lokal disini yang menjadi Pelukis Batik. Para penduduk memperoleh penghasilan dari usaha ini dan beberapa menjadi guide untuk perjalan keleiling taman.

Ada satu peraturan yang bisa ditiru oleh tempat tempat lain
di Indonesia yaitu dilarang kendaraan sepeda dalam keadaan hidup jika melewati lorong/gang disekitar taman.
Tempat penjual Lukisan Batik
foto by Bung Yus
Jadi motor hanya boleh didorong pada saat melewati lorong lorong/gang kecil yang ada disekeliling taman. Distiap lorong gang di tempatkan tempat sampah yang berjarak 100 meter antara yang 1 dengan yang lainnya,sehingga kita mudah jika ingin membuang sampah dan tempat dapat tetap terjaga kebersihannya. Untuk makanan, di beberapa rumah menjual makanan dnegan berbagai macam jenis. Jika lapar jadi anda tidak perlu kawatir.

Begitu tertariknya saya akan Jogjakarta sehingga saya berencana untuk kembali lagi. Maka dari itu, tak salah para turis asing banyak yang ingin melihat dan berkunjung ke Jogjakarta. Disini anda akan mendapatkan budaya asli Indonesia, pengalaman, pengetahuan, sejarah dan makanan enak.

Indahnya Jogja....Indahnya Indonesia....
Beautiful Jogja....Beautiful Indonesia.......

Salam "Bakul"

Tidak ada komentar: