Hari ini di kawasan Serpong Tangerang di guyur hujan dan angin kencang sejak pagi hari. Pagi hari saya mulai dengan makan bersama dengan keluarga. Menu yang hari ini kami ingin cari adalah "Gado-gado". Ini merupakan salah satu makanan tradisional Indonesia yang terdiri dari macam macam sayuran ditambah tahu tempe dan di campur dengan bumbu kacang. Kebetulan yang dagang ada pas ruko pintu gerbang perumahan kami.
Disana berjajar berbagai macam jenis makana. Mulai dari tukang bubur, tukang gorengan, tukang es cendol, tukang rokok dan tukang koran. Kami memesan 2 piring gado gado sedangkan anak saya memesanbubur ayam. Selain makan gado gado, kami menambahkannya dengan beberapa potong gorengan tempe dan tahu biar lebih kenyang.
Sedang asyik asyiknya makan, cuaca begitu cepat berubah drastis secara cepat. Awan begitu gelap dan angin sangat berhembus kencang datang secara bersamaan. Bergegas secara serempak beberapa pedagang mengungsi dan membuka terpal dagangannya mereka. Kami pun berusaha untuk segera meepi agar tidak kebasahan terkena air hujan.
setelah selesai makan, hujan belum juga reda. Kamipun tetap paksakan untuk segea pulang mengingat jemuran belum dipindahkan dirumah. dengan bayah kuyup melawan hujan dan angin, kami lewati jalanan untuk segera menuju pulang kerumah. Alhasil, sesampainya dirumah, badan saya basah kuyup dan jemuranpu basahhhhhh.....Dalam hati saya berkata "seandainya para pedagang itu dapan menerima pesan antar (dalam bahasa kerennya dlivery order)...jadi saya tidak perlu basah basahin begini".
Waktu terus berlanjut dan cuaca masih tetap mendung dan angin kencang. kami lalui hari sabtu ini dirumah seharian. Siang tiba dan menjelang sore, tak ada satupun pedagang keliling yang biasa lewat. Perut sudah keroncongan, tapi apa mau dikata pedagang keliling tidak ada satupun ygang lewat.
Malampun tiba, tidak satupun juga pedagang yang lewat. Akhirnya kami memtuskan untuk memesan makana di salah satu penjual makanan cepat saji yang memiliki layanan "Pesan Antar". Kami memesan beberapa paket makanan. Selang 30 menit kemudian, makanan itupun datang dengan di antar oleh karyawan dari restoran cepat saji itu dengan mengendarai motor. Dengan menggunakan jaket jas hujan dia mengantar dan menembus jalanan untuk bisa mengantar makanan. Ini salah satu service yang di gunakan untuk menarik minat para pembeli yang tidak mau capai capai membeli makanan dengan datang ke tempatnya secara langsung.
Disitulah perbedaan pedagang tradisional dan restoran cepat saji. Akan tetapi masing masing tetap memiliki pangsa pasarnya masing masing. Yang saya salutkan adalah jiwa bisnis para pedagang tradisonal kita yang tidak mengenal takut dan tetap eksis berjualan diantara serbuan ratusan restorn cepat saji.
Ternyata, lebih enak gado gado dari pada makan cepat saji itu........dasar lidah orang kampung.... tapi memang lebih enak makan tradisional dan lebih sehat....betul????
Disana berjajar berbagai macam jenis makana. Mulai dari tukang bubur, tukang gorengan, tukang es cendol, tukang rokok dan tukang koran. Kami memesan 2 piring gado gado sedangkan anak saya memesanbubur ayam. Selain makan gado gado, kami menambahkannya dengan beberapa potong gorengan tempe dan tahu biar lebih kenyang.
Sedang asyik asyiknya makan, cuaca begitu cepat berubah drastis secara cepat. Awan begitu gelap dan angin sangat berhembus kencang datang secara bersamaan. Bergegas secara serempak beberapa pedagang mengungsi dan membuka terpal dagangannya mereka. Kami pun berusaha untuk segera meepi agar tidak kebasahan terkena air hujan.
setelah selesai makan, hujan belum juga reda. Kamipun tetap paksakan untuk segea pulang mengingat jemuran belum dipindahkan dirumah. dengan bayah kuyup melawan hujan dan angin, kami lewati jalanan untuk segera menuju pulang kerumah. Alhasil, sesampainya dirumah, badan saya basah kuyup dan jemuranpu basahhhhhh.....Dalam hati saya berkata "seandainya para pedagang itu dapan menerima pesan antar (dalam bahasa kerennya dlivery order)...jadi saya tidak perlu basah basahin begini".
Waktu terus berlanjut dan cuaca masih tetap mendung dan angin kencang. kami lalui hari sabtu ini dirumah seharian. Siang tiba dan menjelang sore, tak ada satupun pedagang keliling yang biasa lewat. Perut sudah keroncongan, tapi apa mau dikata pedagang keliling tidak ada satupun ygang lewat.
Malampun tiba, tidak satupun juga pedagang yang lewat. Akhirnya kami memtuskan untuk memesan makana di salah satu penjual makanan cepat saji yang memiliki layanan "Pesan Antar". Kami memesan beberapa paket makanan. Selang 30 menit kemudian, makanan itupun datang dengan di antar oleh karyawan dari restoran cepat saji itu dengan mengendarai motor. Dengan menggunakan jaket jas hujan dia mengantar dan menembus jalanan untuk bisa mengantar makanan. Ini salah satu service yang di gunakan untuk menarik minat para pembeli yang tidak mau capai capai membeli makanan dengan datang ke tempatnya secara langsung.
Disitulah perbedaan pedagang tradisional dan restoran cepat saji. Akan tetapi masing masing tetap memiliki pangsa pasarnya masing masing. Yang saya salutkan adalah jiwa bisnis para pedagang tradisonal kita yang tidak mengenal takut dan tetap eksis berjualan diantara serbuan ratusan restorn cepat saji.
Ternyata, lebih enak gado gado dari pada makan cepat saji itu........dasar lidah orang kampung.... tapi memang lebih enak makan tradisional dan lebih sehat....betul????